Jakarta, (tvOne)



Hingga Selasa (2/6) pagi, situasi di wilayah perbatasan laut RI-Malaysia di Ambalat, masih hangat menyusul beberapa insiden pelanggaran wilayah RI oleh kapal-kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM).



Komandan KRI Untung Surapati Mayor Laut Salim mengatakan, situasi keamanan masih belum berubah yakni siaga penuh. "Kami akan tetap mempertahankan dan meningkatkan kewaspadaan di Ambalat," katanya seperti dilansir Antara.




Salim mengatakan, pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal perang TLDM kerap terjadi bahkan ada sejumlah nelayan Indonesia ditangkap di tempat dan dirampas paksa hasil tangkapannya, karena dianggap melanggar wilayah Malaysia di Ambalat.



Padahal, lanjut dia, seharusnya di daerah yang masih dalam sengketa antara dua negara, tidak boleh ada manuver dari salah satu pihak. "Karena itu , kami akan tetap berupaya untuk menjaga Ambalat sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," ujar Salim.



Awal pekan lalu, kapal perang TNI AL KRI Untung Surapati-872 berhasil mengusir kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM), KD Yu-3508 yang mencoba memasuki wilayah kedaulatan Republik Indonesia di perairan Blok Ambalat.



Sehari sebelumnya, KRI Hasanudin-366 juga mengusir KD Baung-3509 dan heli Malaysian Maritime Enforcement Agency serta pesawat Beechraft yang juga mencoba memasuki wilayah Blok Ambalat.



Berdasarkan data TNI AL, pelanggaran wilayah oleh unsur laut dan udara TLDM maupun Police Marine Malaysia di Perairan Kalimantan Timur, khususnya di Perairan Ambalat dan sekitarnya, periode Januari sampai April 2009, tercatat sembilan kali.




Sedangkan berdasarkan catatan Komisi 1 DPR telah terjadi 11 kali pelanggaran oleh Malaysia selama Januari hingga medio 2009. Tidak itu saja, pada 27 Mei 2009 empat nelayan Indonesia ditangkap dan dipukul serta dirampas hasil tangkapannya, oleh TLDM karena dianggap melanggar wilayah Malaysia.



"Padahal sesuai prosedur, nelayan seharusnya dibawa ke pos AL mereka jika memang terbukti melanggar wilayah Malaysia untuk diproses secara hukum. Bukan lantas ditangkap di laut, dipukul dan dirampas hasil tangkapannya," ungkap salah seorang anggota TNI AL yang bertugas di Tarakan, Kalimantan Timur.

sumber

he he he....ambalat kembali bergejolak.Tapi kalau di lihat-lihat,Malingshit hanya berusaha menggangu pesta demokrasi Indonesia yang sedang berlangsung dan damai ini.Memang saat ini pemerintah harus bersikap lebih tegas menghadapi sifat malingshit yang bengal dan ndik punya supan tu.Bunyinya nya tu urang melayu tapi kelakukan tegak bangsa yahudi ........

Dilihat dari presentase personel tentara,Indonesia pasti menag dikarenakan prajurit Indonesia tu terlatih sekali(padahal sebenarnya terpaksa menjadi terlatih karena peralatan yang minim).Ditambah lagi,hacker-hacker Indonesia pasti akan membantu TNI dengan merusak pusat sistem informasi Malaysia.

Tapi kita tetap harus berpikir dingin.Soalnya,,,,kalo RI vs Malingshit benar-benar terjadi,Maka yang pertama menjadi sasaran adalah Kaltim,kalteng,dan Kalbar.Berarti tempat kelahiran ku akan menjadi panggung peperangan??????

Bisa kubayangkan ndia malaysi ngerudal pulau kumala,,habis tu dihancurkannya Sky Tower karena dianggap tower komunikasi(Yang ini saya ngarang :P)....

Waduh kalo perang terjadi,,,bisa-bisa aku ndik bisa liburan ke Tenggarong....

perang merupakan jalan terakhir,,,,tapi jangan cepat menyatakan perang karena pasti kerugian antara kedua belah pihak semakin besar.Apalagi kondisi masyarakta Indonesia masih terpecah menjadi kubu-kubu pendukung pilpress.....

saya tetap menyarankan GANYANG MALAYSIA jika dia terus macam-macam dan GANYANG LAMAN WEB MALAYSIA JIKA perang benar-benar terjdi...

:D PEACE ......